Sepintas: Kuartal 1, 2025

07 Juni

AVA — "Silver Catfish"; BUBBLE TEA AND CIGARETTES — "Lemongrass City"; Rubina feat. Kevin Nikolas — "'Tis the Season to Be Lonely"; Wisp — "Sword"; Nara — "TOS"; Peron — "Stressed Out"/"Montase"; BAPAK — "O"/"Bends"; Crippling Alcoholism — "Tinted Civic"; feeble little horse — "This Is Real"
Sepintas: Kuartal 1, 2025
Sampul oleh Ikrar Waskitarana
Melanjutkan semangat baru untuk menyajikan artikel dalam format-format yang lebih ringkas, redaksi suaka suara memutuskan untuk memadatkan rekomendasi tunggalan ke dalam bentuk per kuartal. Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang Januari—Maret 2025 pilihan redaksi suaka suara.




1. AVA — "Silver Catfish"

Sayangnya, memang tidak semua orang pandai menerjemahkan rambu-rambu. Misalnya, saat sudah diberi tanda untuk jalan terus, ada saja yang malah memilih untuk berpaling. Masalahnya, kalau setelah itu ia mantap meneruskan perjalanan ke arah sebaliknya, rasanya tak akan ada problem berarti—toh, ia juga lewat barang sekilas—tetapi kalau akhirnya malah mandek dan kebingungan di situ, bisa-bisa mengganggu jalan bagi yang lain, dong?



2. BUBBLE TEA AND CIGARETTES — "Lemongrass City"

Seperti halnya yang dilakukan dalam "Happiness", duo lesu asal Seattle ini sekali lagi bermain di luar pakem pada tunggalan lepas mereka dengan menumpukan lagu pada bunyi penyintesis. Keisengan itu, untungnya, menghasilkan wajah yang kesegarannya hampir saja tersaingi oleh lirik yang akhirnya bakal selamat dari kenelangsaan, jika saja Kat tidak kembali menghancurkannya di baris terakhir.



3. Rubina feat. Kevin Nikolas — "'Tis the Season to Be Lonely"

Sebenarnya ada berapa musim itu? Di wilayah tropis hanya terdapat musim kemarau dan musim hujan, sedangkan di wilayah subtropis, musim terdiri dari musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Baiklah, rasanya semua orang juga sudah tahu akan hal tersebut. Tetapi, menurut Rubina Winnie, daftar itu belum lengkap adanya, sebab ia mengusulkan sebuah musim baru, yakni musim untuk merasakan kesepian.



4. Wisp — "Sword"

Mungkin Anda adalah seonggok mayat. Mungkin Anda adalah sebatang jenazah yang memancing rasa mual lewat bau busuk yang kelewat menyengat. Mungkin kulit Anda telah memeyot sebab otot-otot tak lagi kencang atau bahkan telah terurai sepenuhnya. Mungkin Anda kini terlihat tak lebih dari sekumpulan tulang-belulang. Mungkin Anda adalah korban tak disengaja dari hunusan pedang yang tersasar. Mungkin sebab itu Anda lebih pantas disembunyikan di sela-sela dinding yang lantas dipugar dan dipulas dengan cat baru.



5. Nara — "TOS"

Beberapa tembang rasanya memang dibuat terlalu singkat. Saat baru saja terdengar nikmat dan hendak dinikmati lebih lama, rupanya ia sudah hampir sampai di penghujung. "Sword" oleh Wisp yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu contohnya.

Hal tersebut sekaligus mengimplikasikan bahwa terdapat pula lagu yang sebaiknya dibuat singkat saja. Misalnya, ketika sang penulis lirik mulai melantur seadanya saat kehabisan ide cerocosan. "TOS" oleh Nara adalah salah satu contoh untuk kasus tersebut. Rupanya ia tak selancar itu menggelindingkan kata.




6. Peron — "Stressed Out"/"Montase"

Apa, sih, yang ingin Anda capai dengan bekerja keras? Berharap pendapatan bulan depan naik barang lima persen agar Anda tak perlu lagi membayar hidup dengan pas-pasan? Apakah Anda belum sadar juga kalau atasan Anda cukup bekerja seperlunya atau bahkan menampakkan batang hidung sekadarnya untuk menikmati upah yang lebih besar besarannya, sedangkan Anda harus sering-sering kewalahan menahan mulas saat pelanggan sedang ramai-ramainya berdatangan?



7. BAPAK — "O"/"Bends"

Mungkin, saat tengah membuat daftar kepribadian yang sempat ia cerai-berai, satu di antaranya rupanya masih memiliki napas-napas cadangan yang dapat digunakan untuk hidup barang dua kejap lagi. Oleh sebab itu, sebelum akhirnya turut ia telan ke dalam kepribadian alfa, kejap-kejap itu pun dibiarkannya meluncur. Yang pertama memunculkan rasa khawatir akan akhir hayatnya sendiri, sedangkan yang kedua memperlihatkan bayang-bayang tentang segala waktu yang tersia.



8. Crippling Alcoholism — "Tinted Civic"

Coba tengok sampulnya. Sekarang, dengarkan musiknya. Lantas, periksa sampulnya dengan lebih saksama. Kini, Anda telah dapat memahami kenapa sampulnya terlihat seram dan jijik.

Berdasarkan nama yang dipanggil, hampir mudah menebak bahwa tunggalan ini didasarkan pada dongeng klasik mengenai Si Cantik dan Si Buruk Rupa. Sayangnya, kali ini ceritanya realistis dan berakhir buruk. Yah, bagaimana lagi? Itu sebabnya ia dibuat menjadi dongeng, bukan?



9. feeble little horse — "This Is Real"

Setali tiga uang dengan "Tinted Civic" milik Crippling Alcoholism, Anda perlu mendengarkan musik tunggalan ini untuk dapat memahami sampul yang dipilih, atau malah sebaliknya.

Selepas Girl with Fish hampir dua tahun lalu, komplotan pop derau asal Pittsburgh ini kembali melemparkan kekacauan ke udara. Kali ini, bukan hanya bebunyiannya yang serba amburadul, melainkan juga struktur lagunya.

Baca Pula

0 comments