akupergi Merasakan Hancur di Bawah Kapitalisme

30 Mei

akupergi melepas nomor rok alternatif "Hancur" sebagai tunggalan perdana.
akupergi Merasakan Hancur di Bawah Kapitalisme Senin pagi dan Anda kembali duduk di sudut itu lagi, di warung kopi yang itu-itu lagi. Rutinitas dijalankan selayaknya hari-hari biasa pada hari kerja pertama tiap pekan tersebut. Namun, ada yang berbeda: sesuatu yang tak tampak tak bisa disamakan artinya dengan tak ada.

Personel akupergi
Gambar 1. Personel akupergi (dok. akupergi)
Hati Anda tengah remuk; luluh lantak; hancur, tetapi tak ada yang peduli. Tak juga pria di seberang yang selalu tenggelam dalam penyuara jemalanya. Tak juga barista yang tetap melempar senyum yang kali ini tak dapat Anda balas dengan keikhlasan yang sama. Tak juga ketua tim yang selalu memberondong dengan beragam permintaan revisi yang begitu-begitu lagi.

Toh, Anda sendiri yang memilih untuk berusaha tampak baik-baik saja di tengah rapat daring pagi hari itu. Malah, semuanya Anda sembunyikan sebaik mungkin di balik guyonan-guyonan garing yang senantiasa terlontar demi tetap terlihat ceria.

Hanung (vokal), Ikrar (gitar), dan Bagus (drum), baik secara individu maupun kolektif sebagai akupergi, mungkin juga tampil dengan persona yang sama konyolnya. Namun, tunggalan perdana mereka nyatanya terbalik total. Hampir empat menitnya dijejali penuh dengan ratapan akan cinta yang sebenarnya hadir tanpa diminta, baik melalui lantunan vokal, pekikan gitar, maupun ketukan drum yang semuanya serba gelisah: jarang ajek di pola yang sama.



Jikalau Anda mengalami hal yang serupa dengan trio asal Jakarta tersebut, segera tilik nomor rok alternatif mereka di layanan aliran musik yang selalu Anda bayar dengan sisa-sisa upah bulanan itu. Mungkin, Anda juga perlu memasukkannya ke daftar putar pengiring kerja agar tak merasa hancur seorang diri.

Baca Pula

0 comments