Kisah dari Tengah Semarang

11 Desember

Konser Intim White Shoes & The Couples Company di Semarang
Kisah dari Tengah Semarang Angka berhenti di 8 pada lembar Juli 2023 tetapi jarum pendek belum menunjuk angka yang sama saat muda-mudi bersepatu putih—kalau bukan bot bermerek tertentu—terlihat menyegerakan diri menyerbu lift lantai dasar Rooms Inc. Semarang. Berdasarkan ciri tersebut, dapat ditebak bahwa yang mereka tuju tak lain dan tak bukan adalah Suburbian: An Intimate Concert, sebuah konser intim dari penampil dengan pakem gaya yang serupa—White Shoes & The Couples Company.

Poster Suburbian An Intimate Concert White Shoes & The Couples Company
Gambar 1. Poster Suburbian (dok. Whocares Collective)
Sayangnya, di atas sana yang menyambut adalah stan penukaran tiket yang belum dibuka. Individu ataupun gerombolan yang secara asal menempati kursi-kursi di lobi pun baru dapat membentuk barisan memanjang—yang rapi dan taat—ketika waktunya tiba untuk selanjutnya kembali berhamburan setelah mendapatkan tiket di pergelangan tangan masing-masing.

Tiket Suburbian An Intimate Concert White Shoes & The Couples Company
Gambar 2. Tiket Suburbian
Meskipun dirancang sebagai sebuah konser intim, Solasidos dan Whocares Collective rupanya tak membiarkan White Shoes & The Couples Company tampil seorang diri. Goldthief, kelompok yang baru saja bangun dari tidur panjangnya, didapuk menjadi penampil pembuka. Membawakan beberapa nomor, kuartet asal Semarang tersebut memungkasi aksi mereka dengan mengajak penonton menyanyikan bersama refrain tunggalan anyar berjudul "I See The Rain".

Goldthief di Suburbian An Intimate Concert White Shoes & The Couples Company
Gambar 3. Goldthief
Bersamaan dengan kemunculan perlahan wajah-wajah yang telah dinantikan, lampu-lampu pun kembali disorotkan. Saat lantas panggung berhasil disesaki, Sari, Rio, Saleh, Mela, Ricky, dan John Navid secara perlahan memulai ritual mereka untuk mengobati kerinduan massa pada malam tersebut.

White Shoes & The Couples Company di Suburbian An Intimate Concert
Gambar 4. White Shoes & The Couples Company
White Shoes & The Couples Company membuka lakon mereka dengan mengeong lewat "Aksi Kucing" sebelum kemudian mulai menyapa penonton yang tanpa disadari semakin merapatkan diri mereka. Kembali meneruskan ingar-bingar manis, nomor-nomor favorit seperti "Windu Defrina", "Roman Ketiga", hingga "Kisah di Selatan Jakarta" tentunya tak alpa dibawakan. Menyambut hangat riuhnya sambutan yang diberikan, pada sekali kesempatan Sari pun turun panggung untuk bernyanyi di tengah-tengah penonton.

Sari White Shoes & The Couples Company di Suburbian An Intimate Concert
Gambar 5. Sari Menuju ke Tengah Kerumunan
Ketika "Lembe-Lembe" akhirnya selesai dimainkan, sekstet pop/jazz asal Jakarta ini pun langsung bersiap untuk mencukupkan penampilan mereka. Namun, tak ingin telalu awal membubarkan diri, kerumunan pada malam tersebut masih bergeming guna menagih porsi penutup. Seakan memang telah bersiap mengelabui sedari awal, "Tentang Cita", "Selangkah ke Seberang", dan tentunya "Senandung Maaf" dimainkan sebagai penutup paling asli.

John Navid White Shoes & The Couples Company di Suburbian An Intimate Concert
Gambar 6. John Navid
Meskipun secara umum berjalan dengan baik, sayangnya terdapat kejanggalan yang tak berhasil dituntaskan saat penonton secara sukarela menghamburkan diri. Salah satunya adalah pemilihan tajuk "Suburbian" yang terasa tak berdasar sebab nomor tersebut—"Suburbia"—bahkan tidak dibawakan. Kendati demikian, jika jauh-jauh mendatangkan White Shoes & The Couples Company ke Semarang saja tak butuh landasan kuat selain karena bisa, rasanya tak perlu pula ada alasan di balik tajuk tersebut.

Baca Pula

0 comments