Tunggalan Pilihan: September 2022

29 Oktober

Smut — "Let Me Hate"; Jordana — "Is It Worth It Now?"; Laveda — "Surprise"; tamago — "That Girl on The Shore"; Aldrian Risjad — "Pujaan Massa"; Winter, SASAMI — "good"; Ghost Car — "Selfish, Spoiled"
Tunggalan Pilihan: September 2022
Sampul oleh Ikrar Waskitarana
Baik hanya dimaksudkan sebagai sebuah lagu lepas maupun sebagai materi pendukung dari sebuah koleksi rekaman, mungkin saja terdapat begitu banyak tunggalan yang dirilis dalam rentang waktu satu bulan. Oleh karena itu, melalui senarai ini redaksi suaka suara berusaha menyuguhkan beberapa tunggalan yang ingin disorot sebagai bahan rujukan untuk menemukan musik baru.

Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang September 2022 pilihan redaksi suaka suara.




1. Smut — "Let Me Hate"

Smut — "Let Me Hate" Ditinggalkan oleh orang terkasih memang merupakan sebuah pengalaman yang menyedihkan. Saking getirnya, mungkin bahkan perlu waktu bertahun-tahun agar peristiwa tersebut dapat dicerna sepenuhnya. Lima tahap berduka merupakan salah satu konsep yang paling umum untuk menggambarkan proses panjang tersebut, jadi mari maklumi kemarahan Tay Roebuck yang satu ini, sebab vokalis orkes asal Chicago berikut memiliki alasannya sendiri.



2. Jordana — "Is It Worth It Now?"

Jordana — "Is It Worth It Now?" Semenakutkan apapun kedengarannya, melihat kembali rentetan keporak-porandaan yang telah diakibatkan selama mengejar sebuah mimpi memang dapat menjadi salah satu cara untuk mengevaluasi diri. Daftar yang telah tersusun lantas dapat menjadi alat untuk mengukur apakah semua luka yang membekas sepadan dengan hasil yang pada akhirnya diperoleh. Kiat tersebutlah yang rasanya ingin diberikan oleh penyanyi-penulis lagu asal Maryland yang satu ini.



3. Laveda — "Surprise"

Laveda — "Surprise" Saat hari-hari yang biasa saja sudah cukup melelahkan, kemarin kita masih harus diinjak-injak lebih lanjut oleh pandemi. Kini, saat ia telah menjinak—walaupun angka kasusnya belum beristirahat di nol—kita harus kembali menghadapi kultur hiruk pikuk yang terus-menerus menggerus kewarasan. Saran Ali Genevich pun rasanya menjadi masuk akal: menjadi teler adalah salah satu cara ampuh guna menghadapi zaman yang kian hari kian edan.



4. tamago — "That Girl on The Shore"

tamago — "That Girl on The Shore" Melihat sampul serta judul yang disematkan, Anda mungkin dapat secara cepat menduga dengan tepat apa yang mengilhami tunggalan anyar milik Amara Audrina (vokal), Aqraa Sagir (gitar/vokal), Andi Matin (penyintesis), Darrel Amaradipta (gitar) dan Joe Ananda (drum) ini. Kini, kembali berganti peran, orkes asal Bintaro yang memang labil ini mencoba menyumbangkan lagu tema bagi manga karya Inio Asano tersebut dalam rupa Noel Gallagher.



5. Aldrian Risjad — "Pujaan Massa"

Aldrian Risjad — "Pujaan Massa" Cita-cita rasanya memang harus disasarkan menuju ketinggian yang setara dengan langit, sebab kalaupun tersasar, setidaknya ia masih mampu berakhir sejajar dengan bintang-bintang. Namun, siapa sangka musisi asal Jakarta ini justru mengartikannya secara harfiah. Kini, Aldrian malah menyejajari beragam bintang rok—ia kini menyumbangkan kepiawaiannya dalam memetik gitar guna mengiringi nyanyian Marcel Thee dalam Sajama Cut sekaligus berdiam di bawah payung yang sama dengan .Feast.



6. Winter, SASAMI — "good"

Winter, SASAMI — "good" Serangkaian kata yang dilafalkan terus-menerus memang memiliki kesempatan untuk kian terwujud pada tiap repetisinya. Bukan, bukan karena ia akan berakhir menjadi mantra yang ditumpangi oleh kekuatan supernatural—walaupun mungkin saja—tetapi justru sebab kata-kata tersebut akan semakin kuat menancapkan akarnya pada alam bawah sadar hingga akhirnya tubuh kita akan secara pasrah mengamini isinya. Oleh sebab itu, penting untuk merapal hanya kata-kata yang baik, layaknya yang dilakukan oleh Winter dan SASAMI ini—hanya saja tak perlu melagukannya dengan sama menyeramkannya.



7. Ghost Car — "Selfish, Spoiled"

Ghost Car — "Selfish, Spoiled" Pernah merasa ingin mendaratkan bogem di wajah seseorang? Yah, mungkin setiap hari. Namun, bagaimana kalau alasannya adalah ucapan-ucapan insensitif yang suka asal dilontarkan, misalnya saran enteng untuk mengatur keuangan di tengah maraknya kenaikan harga kebutuhan—saat yang mau diatur saja tak ada–-atau petuah picisan untuk menjadikan kerja keras sebagai modal kesuksesan—saat tak punya orang tua konglomerat sebagai sandaran. Kuartet punk ini sepertinya sama muaknya dengan kita.

Baca Pula

0 comments