Tunggalan Pilihan: Juli 2022

28 Agustus

pris. — "under the stars"; Salsa Larasati — "Please Tell Me Now"; June McDoom — "The City"; Dekat — "Fortune"; Cryalot — "Touch The Sun"; Paddle Puss — "All Along"; Lumeenals — "Duapuluhlima"; Vvachrri — "Kompas"
Tunggalan Pilihan: Juli 2022
Sampul oleh Ikrar Waskitarana
Baik hanya dimaksudkan sebagai sebuah lagu lepas maupun sebagai materi pendukung dari sebuah koleksi rekaman, mungkin saja terdapat begitu banyak tunggalan yang dirilis dalam rentang waktu satu bulan. Oleh karena itu, melalui senarai ini redaksi suaka suara berusaha menyuguhkan beberapa tunggalan yang ingin disorot sebagai bahan rujukan untuk menemukan musik baru.

Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang Juli 2022 pilihan redaksi suaka suara.




1. pris. — "under the stars"

pris. — "under the stars" Mangkir sejenak dari hiruk pikuk kelompok musiknya, Erica Prisciella memutuskan untuk membangun ruang gerak baru bagi dirinya sendiri. Mengenakan alias pris., vokalis Toscasoda ini melepas sebuah nomor romantis minimalis yang singkat, mungkin padat, tetapi yang pasti dapat memamerkan suaranya secara lebih jelas—tanpa kosmetik berupa bebunyian instrumen yang heboh—sebagai sapaan pertama.



2. Salsa Larasati — "Please Tell Me Now"

Salsa Larasati — "Please Tell Me Now" Selepas menaati pedoman R&B secara moderat, Salsa Larasati menetapkan misi baru pada 2022: menelusuri ujung-ujung lain yang mungkin dicapai dari gaya musik favoritnya ini. "Goodnight, Goodbye" lantas disajikan sebagai sebuah transisi halus.

Kini, dalam tunggalan teranyarnya, Salsa secara mengejutkan menyuguhkan trip-hop yang dibundel bersama dengan ketukan ganjil. Tentu saja, walaupun mengocok otak, hasilnya sukses menjadi produk yang segar dalam katalog solois asal Pamulang ini. Walakin, musik rumit tak berarti harus selalu dipasangkan dengan lirik yang kusut, bukan?



3. June McDoom — "The City"

June McDoom — "The City" Menapak tilas, June mengunjungi kembali jejak leluhurnya yang memutuskan bertolak dari Jamaika ke New York. Kendati demikian, sebab dilakukan hanya secara rohani, fokus yang disajikan sering bergeser, sehingga lirik yang dihasilkan pun berkabut. Menariknya, kelokan-kelokan yang untungnya tak terlalu tajam tersebut sukses memaksa gaya musik yang disajikan turut melenggok luwes dan menghasilkan paduan yang eklektik.



4. Dekat — "Fortune"

Dekat — "Fortune" Tentu, menyatukan beberapa penyanyi dengan gaya yang berbeda-beda sulit untuk dilakukan. Namun, jika dengan empat personel saja hasilnya bisa memukau, apalagi dengan hanya tiga? Benar saja, meskipun transisi yang disajikan nyaris kikuk, Mohammed Kamga, Chevrina Anayang, dan Tahir Hadiwijoyo sukses-sukses saja membangun ingar-bingar afrobeat yang mampu mewadahi rap, R&B, dan soul sekaligus.



5. Cryalot — "Touch The Sun"

Cryalot — "Touch The Sun" Mundur dari apa yang terjadi dalam "Hell Is Here", Sarah Midori Perry mengangkat cuplikan yang lebih positif dari kisah Icarus dalam tunggalan keduanya. Sesuai dengan judul yang dipatok, "Touch The Sun" menyoroti masa kala putra Daedalus tersebut tengah merasa pongah—tepat sebelum ia merasakan sendiri separah apa akibat kesombongannya itu. Sejalan dengan hal tersebut, Cryalot pun kini harus berlagak naif dan optimistis.



6. Paddle Puss — "All Along"

Paddle Puss — "All Along" Jujur saja. Kita kerap membuat janji tanpa dibarengi dengan niat untuk menepatinya. Terkadang kita menyerukannya untuk membuai diri kita sendiri, tetapi tak jarang pula kita mengumbarnya hanya untuk mengelabui orang lain. Sialnya, beberapa dari mereka benar-benar melahap dan lantas meyakininya. Paddle Puss agaknya merupakan salah satu yang kelewat polos.



7. Lumeenals — "Duapuluhlima"

Lumeenals — "Duapuluhlima" Hari ke hari, semakin banyak teman yang kembali menampakkan diri di lini masa setelah sekian lama menghilang. Tak hanya seorang diri, kabar-kabar terbaik pun turut mereka gandeng untuk diperlihatkan. Tentu, dapat mengetahuinya merupakan kesempatan yang menyenangkan. Meskipun begitu, pada waktu yang sama, pengalaman tersebut mampu turut membawa dampak negatif saat nasib menjadi hal yang lantas dibanding-bandingkan. Namun, tetap saja, tak seorang pun tahu kapan kecemerlangan akan datang menghampiri, bukan? Mungkin belum giliran kita saja untuk dijenguk olehnya.



8. Vvachrri — "Kompas"

Vvachrri — "Kompas" Melalui liriknya yang gamblang, mudah ditangkap bahwa tunggalan yang disusulkan Vvachrri selepas Semper Fi ini memuat kisah miris seorang anak yang merindukan kepulangan ibunya. Namun, yang tak diungkapkan di sana adalah fakta bahwa kisahnya terinspirasi dari satu yang nyata—Megi, merupakan sosok yang dipinjam sudut pandangnya. Yah, meskipun tak dapat dipastikan apakah seekor kucing mampu membacanya, mungkin kompas memang seharusnya dibawa ibu Megi sebagai bekal.

Baca Pula

0 comments