Tunggalan Pilihan: Maret 2022

21 April

Sade Susanto — "Maybe Baby"; Sore — "Rosa"; Sir Chloe — "Mercy"; Ethel Cain — "Gibson Girl"; Rekah — "KERETA TERAKHIR DARI PALMERAH"; Bedchamber — "Tired Eyes"; Wombo — "Below The House"
Tunggalan Pilihan: Maret 2022
Sampul oleh Ikrar Waskitarana
Baik hanya dimaksudkan sebagai sebuah lagu lepas maupun sebagai materi pendukung dari sebuah koleksi rekaman, mungkin saja terdapat begitu banyak tunggalan yang dirilis dalam rentang waktu satu bulan. Oleh karena itu, melalui senarai ini redaksi suaka suara berusaha menyuguhkan beberapa tunggalan yang ingin disorot sebagai bahan rujukan untuk menemukan musik baru.

Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang Maret 2022 pilihan redaksi suaka suara.




1. Sade Susanto — "Maybe Baby"

Sade Susanto — "Maybe Baby" Mengingkari pola yang sebelumnya telah ia tetapkan—setiap musik muram akan berselang-seling dengan yang ceria—Shadia Widyadari Kansha malah kembali melepas tunggalan bernada positif sesudah "Pulang". Menariknya, walaupun hampir tak ada yang spesial—bahasanya balik ke Inggris dan aransemennya cenderung sederhana—tunggalan ini mungkin jadi kali pertama bagi Sade untuk membuktikan bahwa ia juga mampu membawakan R&B khas Juni Records—ala Raisa belakangan.



2. Sore — "Rosa"

Sore — "Rosa" Tak bisa dimungkiri, terkadang kita terpaksa memasang topeng sumringah di atas wajah masam. Pada suatu waktu mungkin agar tak perlu ditanyai lebih lanjut oleh teman yang kepo, sedangkan di waktu lain mungkin karena dituntut oleh profesionalisme. Yah, apa boleh buat? Hitung-hitung sembari membuktikan bahwa bukan hanya mbah Marijan yang rosa—walaupun hanya kuat dalam hal menahan hati yang acakadut.



3. Sir Chloe — "Mercy"

Sir Chloe — "Mercy" Terlepas dari apakah nantinya dapat benar-benar dilalui, hidup terkadang memberikan ujian yang derajat biadabnya kelewatan. Tentu, bisa saja kita terus-menerus bersikap sok tangguh dan menjalaninya dengan lapang dada. Namun, kalaupun suatu waktu kita memilih untuk terang-terangan mengibarkan bendera putih sebagai tanda memohon belas kasih, harusnya wajar juga bukan?



4. Ethel Cain — "Gibson Girl"

Ethel Cain — "Gibson Girl" Lelah tidak sih jadi wanita? Terutama jika napas rasanya hanya dihabiskan untuk mendukung atau bahkan malah memenuhi mimpi yang dirancang oleh orang lain, alih-alih memuaskan diri sendiri. Bisa hidup sebagai Evelyn Nesbit, supermodel pertama yang juga pernah jadi sumber inspirasi Charles Dana Gibson, barang sehari saja sepertinya dapat menjadi liburan yang lebih dari sekadar menyenangkan.



5. Rekah — "KERETA TERAKHIR DARI PALMERAH"

Rekah — "KERETA TERAKHIR DARI PALMERAH" Kepalang tangguh gonta-ganti anggota tubuh, orkes asal Jakarta ini enggan mundur dari rencana mereka untuk menyegerakan KIAMAT. Lagipula, tampaknya tak ada hal lain yang mampu mengakhiri kutukan berupa letih fisik dan mental tak berujung yang timbul dari keharusan bekerja. Namun, sembari menunggunya tiba, mungkin yang bisa dilakukan memanglah hanya meratap seperti mereka ini.



6. Bedchamber — "Tired Eyes"

Bedchamber — "Tired Eyes" Usai sukses menanggalkan formula pop indie tipikal label rekaman yang satu itu, Ratta Bill, Abi Chalabi, Smita Kirana, dan Ariel Kaspar ternyata justru menemukan zona nyaman yang baru. Buktinya, tunggalan teranyar dari kuartet yang sedang menyeberang ke LaMunai Records ini mengusung formula rok hipster yang masih seirama dengan napas album perdana mereka yang lalu.



7. Wombo — "Below The House"

Wombo — "Below The House" Yah, mungkin beberapa hal lebih baik tidak disampaikan; beberapa hal yang dikubur di dasar rumah lebih baik tidak diusik. Hal tersebut merupakan ikhtisar yang berhasil dipetik oleh Sydney Chadwick dari mimpi yang pernah ia alami. Kesimpulan itu lantas dikembangkan ulang sebagai lirik dari hiruk-pikuk janggal berbirama ⅞ yang makin lama makin kusut sekaligus gahar ini.

Baca Pula

0 comments