Tunggalan Pilihan: November 2020

02 Desember

Tunggalan Pilihan: November 2020

Baik hanya dimaksudkan sebagai sebuah lagu lepas maupun sebagai materi pendukung dari sebuah koleksi rekaman, mungkin saja terdapat begitu banyak tunggalan (single) yang dirilis dalam rentang waktu satu bulan. Oleh karena itu, melalui senarai ini redaksi suaka suara berusaha menyuguhkan beberapa tunggalan yang kami sukai sebagai bentuk rekomendasi.

Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang November 2020 pilihan redaksi suaka suara.



1. Diastika — “Guide”

Diastika - “Guide” Pandemi yang tengah terjadi merupakan bala yang membawa kesusahan bagi tiap-tiap individu. Dampaknya bukan hanya menyasar yang kasat mata, layaknya karir, finansial, dan kesehatan jasmani, melainkan juga yang abstrak, misalnya kondisi psikologis. Di tengah masa-masa yang berat ini, tetap mengalirnya dukungan dari orang-orang terkasih merupakan sebuah anugerah. Terdapat beragam cara untuk mengungkapkan rasa syukur atasnya, namun Diastika memilih untuk mendendangkannya dengan bertemankan musik jazz yang ramah telinga.


2. Nirmaya — “Bila Malam Terkembang”

Nirmaya - “Bila Malam Terkembang” Selepas menggali sosok di balik sang moniker, nampaknya tak perlu lagi ada rasa terkejut yang patut muncul kala mengetahui bahwa Cholil, hingga keseluruhan partai Efek Rumah Kaca turut mendukung penuh keberhasilan tunggalan anyar rilisan Idiiw Records ini. Melalui paduan musik bergaya baroque pop dan diksi-diksi yang mudah diingat namun tak terlalu gamblang, wanita yang juga merupakan inisiator Lapor Covid19 ini bermaksud untuk mengutarakan rasa simpatinya kepada para tenaga medis melalui tunggalan perdananya.


3. Guernica Club — “Starry Night”

Guernica Club - “Starry Night” Pada menit pertama ia mulai berputar, lagu ini telah mampu menyita perhatian pendengar melalui suguhannya yang paling mudah memikat, yakni senam jari yang menyenangkan pada bas serta olah suara yang menarik pada vokal. Sialnya, suasana gembira tersebut tak bertahan sepanjang lagu, sebab bagian-bagian pilu yang menyusul lantas menampakkan emosi sesungguhnya dari tunggalan perdana kuartet pop disko asal Jakarta ini.


4. Berlin Berlin — “Glimpse of Color”

Berlin Berlin - “Glimpse of Color” Hanya dalam beberapa detik tunggalan ini berputar, pengaruh utama dari musik mereka sudah dapat tertebak. Tapi, apakah hal tersebut perlu dihiraukan? Rasanya tidak juga. Mungkin tantangan perang terhadap Soviet Soviet yang tersirat dalam nama kelompok yang mereka pilih merupakan anasir lain yang lebih perlu diperhatikan—atau malah diwaspadai. Yang jelas, paragraf nirfaedah nan ngawur ini merupakan hal yang tak lebih penting.


5. Atsea — “Years 2 Keep”

Atsea - “Years 2 Keep” Selagi tumbuh dewasa, beragam sisi kehidupan yang sebelumnya tak pernah dijalani mulai bermunculan secara tiba-tiba. Tak jarang, hal-hal anyar tersebut lantas menuntut perhatian yang lebih besar, hingga memaksa aktivitas-aktivitas lawas terkesampingkan, atau bahkan tertinggalkan.

Pengalaman serupa ternyata dirasakan pula oleh Omar Prazhari. Walakin, di sela-selanya menyintasi transisi tersebut, pria asal Jakarta ini akhirnya tergugah untuk kembali berkarya sebagai Atsea. Bersama Nina Joon, sahabatnya dari Kanada, ia mengenang perjalanannya bermusik hingga saat ini dalam “Years 2 Keep”.


6. KALI — “Back to The Start”

KALI - “Back to The Start” Setelah sukses menarik atensi bersama mereka, gadis bernama lengkap Kali Flanagan ini memutuskan untuk memberi mandat baru bagi Big Wednesday, kelompok musik pertamanya, untuk mensukseskan proyek solonya. Hasilnya, pada usianya yang baru menginjak angka enam belas, sang penyanyi/penulis lagu asal Los Angeles ini telah berhasil melepas sebuah tunggalan debut yang secara mudah memikat melalui musik dream pop berkemaskan bedroom pop ini. 


7. Buddyprrass — “Ngilo Dhewe”

Buddyprrass - “Ngilo Dhewe” Terdapat dua jenis langkah pertama berbeda yang bisa diambil berdasarkan preferensi musik utama sang pendengar: a. bagi penggemar garis keras dari musik bergaya dream pop emotif khas Turnover, membaca judul lagu adalah hal yang tak perlu dilakukan, sedangkan b. bagi penggemar langgam-langgam pop berbahasa jawa, menunggu sampai lirik lagunya mulai dilantunkan adalah langkah yang bijak. Pertanyaannya: apakah tunggalan ini merupakan sebuah jembatan yang baik bagi kedua polar penggemar tersebut? Entahlah.


8. Vvachrri — “Neon Genesis Evangelista Sihombing”

Vvachrri - “Neon Genesis Evangelista Sihombing” Selayaknya sang judul, trio asal Jakarta menabrakkan secara ngawur gaya pop punk, metalcore, sekaligus math-rock ke dalam tunggalan teranyar mereka ini. Selepas turut menilik “Noble // Die With Me”, tunggalan mereka sebelumnya, beberapa kesamaan dapat mulai terlihat: a. mereka bosan dikekang oleh pakem yang sebelumnya sempat diusung, b. gambar bangunan merupakan visual yang mereka pilih bagi rilisan-rilisan baru, dan c. (beberapa dari) mereka tak mampu berdendang dengan merdu.


9. The Panturas — “Balada Semburan Naga”

The Panturas - “Balada Semburan Naga” Ugal-ugalan bukanlah sebuah aksi baru yang ditawarkan oleh gerombolan asal Jatinangor ini, namun turut terlibatnya Adipati, vokalis The Kuda, pada tunggalan ini membuat kuratet ini nekat lepas kendali lebih jauh dalam menyusun aransemen dan komposisi. Berselimutkan suasana Tiongkok yang kentara bahkan bila hanya dinikmati tanpa visual, tunggalan yang dilepas guna menyambut album penuh mereka ini menghadirkan silat lidah abstrak antara seorang seniman dan sang calon mertua.


10. White Chorus — “I Shouldn't Bring My Heart Next Time”

White Chorus - “I Shouldn't Bring My Heart Next Time” Ekspektasi merupakan hal payah, sebab tak jarang ia adalah perangkap bodoh yang ditempatkan oleh dan untuk diri sendiri—tinggi angan-angan yang dipatok selalu berbanding lurus dengan dalamnya rasa kecewa yang dipertaruhkan. Yah, mungkin memang tak semua pribadi tak tahan banting, namun dalam tunggalan yang secara tiba-tiba menampilkan duo Emir Mahendra dan Clara Friska mencondongkan diri kepada musik bergaya trip hop ini, sang tokoh utama merasakan getahnya.
Diastika — “Guide”; Nirmaya — “Bila Malam Terkembang”; Guernica Club — “Starry Night”; Berlin Berlin — “Glimpse of Color”; Atsea — “Years 2 Keep”; KALI — “Back to The Start”; Buddyprrass — “Ngilo Dhewe”; Vvachrri — “Neon Genesis Evangelista Sihombing”; The Panturas — “Balada Semburan Naga”; White Chorus — “I Shouldn't Bring My Heart Next Time”

Baca Pula

0 comments