Tunggalan Pilihan: September 2020
03 Oktober
Tunggalan Pilihan September 2020: Phoneme — Sahya; Much — Skin by Skin; Kallula, Bam Mastro — home vacation / we can be together; Sade Susanto — Don’t

Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang September 2020 pilihan redaksi suaka suara.
1. Phoneme — "Sahya"
Seiras dengan judul yang disematkan, tunggalan anyar dari kuintet folk etnik
asal Malang ini berisi wejangan untuk mempertahankan pilihan yang telah
ditentukan oleh diri sendiri. Sebab, menurut mereka, wajar jika seorang manusia
memiliki tujuan yang berbeda dari yang lainnya. Petuah yang turut disampaikan
dalam alunan sinden Jawa tersebut disampaikan dalam diksi yang tergolong awam,
tetapi secara menarik berhasil disusun menjadi baris-baris yang cukup rumit.
2. Much — "Skin by Skin"
Manakah tanggapan yang lebih ingin diperoleh saat sebuah kesalahan telah
dilakukan, apalagi jika tidak disengaja? Rentetan omelan yang dapat memberikan
kesadaran bahwa kesalahan serupa sepatutnya dihindari, ataukah sebuah kebisuan
yang perlu membuat penyebabnya perlu diterka-terka? Menanggapi bentuk tanggapan
yang terakhir, unit indie-rock manis asal Malang ini menyampaikan pendapat
mereka terhadapnya melalui “Skin by Skin”.
3. Kallula, Bam Mastro — "home vacation / we can be together"
Selalu ada Elephant Kind, Moon Gang, ataupun Bam Mastro seorang diri, seperti
halnya selalu ada KimoKal, ataupun Kallula seorang diri. Namun, karantina
mandiri nampaknya berhasil memerangkap mereka bersama, hingga akhirnya keduanya
berkenan mencoba untuk membuat karya hanya bertemankan satu sama lain. Tak hanya
berdampak pada tercetusnya kolaborasi tersebut, situasi yang tengah terjadi pun
akhirnya turut menjadi tema utama dari tunggalan ganda yang sepertinya berhasil
melebur gaya musik dari masing-masing mereka ini.
4. Sade Susanto — "Don’t Control Me"
Meletakkan batu pertamanya sebagai solois di bawah naungan Juni Records, Sade
melepas sebuah tunggalan anyar berjudul “Don’t Control Me”. Meskipun kini ia
telah mengusung citra baru, nyatanya beberapa hal lama tetap saja lekat dengan
dirinya: lekukan-lekukan vokal bergaya R&B-nya masih menawan, patah hati
masih menjadi tenaga dari karyanya, dan Luthfi Adianto masih dipercaya sebagai
produsernya.
5. Krista Monica — "Mind"
Setelah cukup lama membawakan ulang lagu-lagu dari musisi lain di laman
Soundcloud dan Youtube miliknya, pun sempat mencoba membuat beberapa lagu iseng,
dara kelulusan Australian Institute of Music ini akhirnya memantapkan diri untuk
melepas tunggalan resmi perdananya. “Mind” merupakan sebuah nomor soul lembut
yang agaknya dapat memberikan gambaran atas gaya musik yang akan mulai ia usung.
6. Nyonya Ayu — "Senin Wage"
Eba Ayu Febra bukanlah seseorang yang benar-benar baru dalam industri musik.
Dara asal Bali ini sebelumnya sempat tergabung dalam kelompok wanita bernama
Look At Me, pun berkiprah sebagai penyanyi solo dengan menggunakan nama aslinya.
Kini, bermaksud mengusung sebuah citra baru yang lebih terarah dengan
mengkhususkan diri membawakan musik bergaya lampau, Eba melepas karyanya di
bawah moniker Nyonya Ayu. “Senin Wage” adalah tunggalan keempat dan teranyar darinya.
7. Low Pink — "Keep Yourself Away"
Beberapa bulan lalu, setelah terakhir melepas Phases pada 2016, Raoul Dikka
kembali menampakkan diri sebagai Low Pink dengan mengikutsertakan “Alien” dalam
kompilasi City Rockdown yang digagas oleh Kolibri Rekords. Kini, kembali
menyuguhkan musik yang matang, Raoul melepas “Keep Yourself Away”, sebuah
tunggalan anyar yang masih menonjolkan paduan permainan gitar dan synthesizer
dalam gaya pop psikedelik.
8. Death Of Heather — "Hard to Cure"
Death Of Heather merupakan kuartet dream pop/shoegaze asal Thailand yang
terbentuk pada tahun 2017 dan kini beranggotakan Tay (vokal/gitar), Nine
(gitar), Thong (bass) and Non (drum). Sebelumnya, mereka telah melepas tiga buah
tunggalan yang masing-masing dirilis dalam selang setahun, yakni “I Can Tell”,
“Mind”, dan “In Me”. Kini, rentang waktu tersebut disingkat saat melepas “Hard
to Cure”, sebuah tunggalan yang untuk pertama kalinya menampilkan sisi abrasif
dari gaya musik yang mereka usung.



0 comments