Sade Susanto - Checkpoint (Ulasan)
24 November
Menanggapi patah hati melalui alunan R&B
Saya menemukan Checkpoint melalui sebuah laman yang memberitakan
rilisnya album ini. Mencoba memulai mendengarkannya, “The Man Who Has Hurt Me”
membuat saya seketika itu juga jatuh hati. Tidak banyak solois wanita di
Indonesia yang menyajikan vokal R&B dalam balutan musik hip-hop, dan beliau
berhasil menyita perhatian saya.
Dalam Checkpoint, topik utama yang diangkat dalam sebagian besar nomor di dalamnya adalah patah hati. Hal ini nantinya akan dijabarkan ke dalam berbagai proses di dalamnya: menyadari bahwa suatu hubungan memang tidak bisa berlanjut, mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan tersebut, dan menanggapi akhir hubungan tersebut melalui beberapa poin berbeda.
![]() |
Gambar 1. Cover Album Checkpoint (Dok. sadesusanto di Instagram) |
Checkpoint dibuka dengan “Gratitude”, sebuah skit pembuka dari album ini. Di dalamnya
terdengar curahan hati Sade mengenai pandangannya terhadap perjalanan hidup
yang telah dilalui selama ini. Menurut beliau, kesulitan-kesulitan yang dialami
beliau sampai saat ini adalah yang akhirnya dapat membentuk beliau sebagai
pribadi yang tidak mudah menyerah.
Seusai skit
tersebut, “The Man Who Has Hurt Me” berputar sebagai lagu pertama. Pemilihan
nomor ini rasanya tepat, karena “The Man Who Has Hurt Me” merupakan lagu yang
paling menonjol dan ditunjuk sebagai single.
Terlihat jelas dari judulnya, lagu ini bercerita tentang seorang pria yang
meninggalkan luka pada saat hubungan cinta berakhir. Namun, alih-alih mengambil
sisi sedih dari terjadinya hal tersebut, Sade memilih untuk menampilkan bahwa sesungguhnya
pria tersebutlah yang sebenarnya merugi.
Nomor berikutnya justru bisa menjadi cerita awal dari track sebelumnya. “Excuses” diawali
dengan sebuah percakapan telepon yang terjadi saat seorang pria akhirnya
memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Moe Hummid menyuarakan sosok pria tersebut
dan mendampingi Sade bernyanyi dalam nomor ini. Keduanya menampilkan dua sudut
pandang berbeda terhadap keputusan mengakhiri suatu hubungan: sisi khawatir
dari sosok pria dan sisi kesal dari sosok wanita. Detail-detail tersebut membuat
track ini menjadi sebuah kolaborasi dengan
konsep yang baik.
Setelah menampilkan suara Moe Hummid pada nomor sebelumnya, “Black
Butterfly” memberikan ruang bagi Cosmicburp untuk menyela dengan rap-nya. Kupu-kupu hitam ditampilkan dan
digunakan oleh keduanya sebagai sebuah penggambaran untuk hal yang indah namun
memiliki sisi kelam; kupu-kupu hitam tersebut adalah sebuah candu yang berusaha
untuk dilepaskan.
![]() |
Gambar 2. Tracklist Album Checkpoint (Dok. sadesusanto di Instagram) |
Nomor berikutnya, “NO”, kembali berkutat di sekitar tema
utama. Kendala terkadang mulai menampakkan dirinya sebagai tanda bahwa sebuah
hubungan tidak akan berhasil. Menyadari tanda tersebut dapat menjadi salah satu
penyebab dalam berakhirnya hubungan cinta dan hal inilah yang disampaikan oleh
Sade di dalam track ini.
Kembali keluar dari tema utama, “Mold” mencoba menghadirkan
sisi positif dalam album ini. Liriknya berisikan motivasi bagi seseorang untuk
menjadi diri sendiri dan berani melangkah melakukan hal-hal yang sebelumnya
mungkin hanya terbatas menjadi rencana. “Bentangkan sayap dan cobalah terbang.
Apa pun yang terjadi, setidaknya kamu sudah berusaha mewujudkan impianmu,”
adalah pesan yang dapat ditangkap melalui lagu ini.
![]() |
Gambar 3. Tina Toon (Dok. sadesusanto di Instagram) |
Semua lagu memiliki hook-nya
masing-masing, namun “Lucky” menurut saya merupakan nomor yang catchy. Ke-catchy-an ini hadir berkat sample
piano penuh delay yang terkadang
terdengar putus-putus namun terasa estetik. Dalam track ini kembali dihadirkan tema putus cinta dan menampilkan Sade yang
menganggap dirinya merasa beruntung karena tak lagi menjalin kasih dengan pria
memiliki berbagai perangai buruk.
Pada suatu waktu, pria berperangai buruk tersebut membujuk
Sade untuk kembali menjalin kasih. Menanggapi bujukan tersebut, Sade memilih
untuk melakukan penolakan. Penolakan tersebut didasarkan pada sirnanya rasa percaya
Sade terhadap sang pria yang diungkapkan melalui “Trust No More”. Nomor ini
menjadi lagu terakhir yang menutup album penuh cerita patah hati ini dengan sound yang sedikit berbeda. Sound tersebut dimaksudkan oleh
Cosmicburp, produser album ini, untuk memberikan ruang bagi dirinya dalam menampilkan
identitas musikalnya.
![]() |
Gambar 4. Cosmicburp (tengah) dan Sade Susanto (kanan atas) (Dok. sadesusanto di Instagram) |
Pada akhirnya, Checkpoint adalah sebuah album yang dapat
dengan baik menampilkan identitas musikal yang coba diusung oleh Sade Susanto. Pun
hal ini sebenarnya tidak lepas dari kelihaian Cosmicburp dalam mengolah vokal
Sade dan memberikan musik yang tepat. Sebuah hasil kerjasama yang baik di antara kedua anggota kolektif HILLS ini.
Sila simak Checkpoint di bawah.
0 comments