Sepintas: Kuartal 2, 2025

08 November

Jebung — "Jawab Aku"; Salon RnB — "Do What We Do"; Ayleen Valentine — "into me"; Aziya — "diamonds"; Veronica Everheart — "NO LOLITA SHIT"; Marlina Shinta — "Love Custody"; Matisuri — "Piknik"; akupergi — "Hancur"; Sukatani — "Tumbal Proyek"
Sepintas: Kuartal 2, 2025
Sampul oleh Ikrar Waskitarana
Minggat dari Spotify, kami harus mencari-cari wadah baru yang setidaknya tidak lebih jahat. Mungkin hal tersebutlah yang membuat rubrik ini harus mundur jauh dari jadwal—meskipun tidak juga.

Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang April—Juni 2025 pilihan redaksi suaka suara.




1. Jebung — "Jawab Aku"

Selalu ada yang ditunggu-tunggu untuk datang menyusul selepas kencan pertama. Memang, mungkin banyak hal yang masih perlu dipersiapkan untuk dapat mewujudkan kencan kedua. Oleh karena itu, setidaknya tetaplah berkomunikasi sebagai tanda bahwa hubungan tersebut ingin dilanjutkan, apalagi kalau pertemuan sebelumnya memberikan kesan tersebut. Yah, kecuali jika yang merasakannya hanya salah satu pihak.



2. Salon RnB — "Do What We Do"

Diisi oleh Madukina, Noni, RL KLAV, Sade Susanto, Karina Christy, dan Moneva, meskipun lebih nyaman menyandang sebutan sebagai kolektif, kelompok berikut rasanya sah-sah saja apabila ingin dijuluki sebagai supergrup. Bagaimana tidak? Sosok-sosok tersebut sudah terlalu lama sibuk berlalu lalang di ranah ritme dan blues, sampai-sampai itulah satu-satunya yang dapat diterima sebagai alasan di balik lamanya mereka melepas tunggalan debut.



3. Ayleen Valentine — "into me"

Hari demi hari bata demi bata disusun perlahan hingga ia kini menjelma benteng, lengkap dengan parit berisi buaya dan meriam. Tak ada yang boleh masuk, sebab harta yang perlu dijaga sebegitu berharganya.

Namun, suatu hari, sebuah sosok yang indah tertangkap dalam pantauan. Lalu seketika tak ada hal lain yang lebih berharga.



4. Aziya — "diamonds"

Apakah memiliki harta berlimpah sama artinya dengan bisa mendapatkan segala hal yang ada di dunia dengan begitu mudahnya? Kalau yang dimaksud adalah untuk membeli berbagai benda lain yang sama-sama berwujud, mungkin pemikiran tersebut tak bisa dikatakan salah juga. Namun, dapatkah kamu membeli hal-hal abstrak seperti perasaan seseorang?



5. Veronica Everheart — "NO LOLITA SHIT"

Standar-standar sosial memang kadang sangat bodoh: ia jadi tolok ukur palsu yang dianut banyak orang cuma karena lebih banyak yang menyetujuinya. Perempuan, misalnya, dinilai lebih menggemaskan dan mudah memikat hati kebanyakan orang apabila pendek dan ramping. Selain itu, hobinya pun harus jauh-jauh dari kategori gahar agar tetap terlihat feminin atau justru disebut performatif.



6. Marlina Shinta — "Love Custody"

Manusia kadang memang sebodoh itu di hadapan cinta. Untuk merasakan porsi yang tak seberapa saja, terkadang dilakukan usaha-usaha berlebihan: mengurai rambut padahal gerah, pakaian-pakaian hitam digantikan yang cerah, membaca buku agar terlihat intelek, bahkan mendaki gunung meskipun gemetaran. Belum lagi harus membatasi diri dalam melakukan ini dan itu hanya untuk saling menjaga perasaan. Oleh sebab itu, keterpaksaan-keterpaksaan tersebut tak jarang membuat hubungan tak ubahnya penjara.



7. Matisuri — "Piknik"

Sungguh, bertahan hidup adalah hal yang sulit untuk dilakukan apabila hari ke hari jasad berusaha dihimpit oleh tembok yang terus bergerak menyempit bernama negara. Boro-boro bergerak dengan leluasa, nihil luka-luka saja sudah bagus.

Keadaan seperti inilah yang akhirnya mendorong Matisuri untuk merasa sepesimis itu, sebab siapa coba yang bisa menjanjikan hidup bersama selama-lamanya kalau besok saja tak tahu apakah masih bernyawa?



8. akupergi — "Hancur"

Kesal tidak kalau ada yang datang tak dijemput; pulang tak diantar? Serba mendadak dan seenak udel memang, tetapi sayangnya semua hal gaib seringnya seperti itu. Cinta mungkin adalah salah satunya, sebab ia mampu tiba-tiba mengetuk pintu di suatu petang tanpa janji bertamu, lalu menghuni sesuka hati hingga pergi tanpa susah payah terpikir untuk berpamitan dengan layak pada saatnya nanti.



9. Sukatani — "Tumbal Proyek"

Konon di tiap proyek-proyek konstruksi, akan ada satu-dua nyawa yang akan ditelan oleh tiap gedung yang tengah dibangun. Korban-korban ini lantas diberi julukan tumbal proyek, sebab seolah-olah diserahkan sebagai persembahan kepada entah siapa atau apa yang marah sebab kediamannya diganggu.

Kini, sebuah proyek lain tengah berlangsung. Tak cuma konstruksi, dalam jajarannya, Proyek Strategis Nasional (PSN) memuat pemberian konsumsi bagi anak sekolah yang diberi julukan Makan Bergizi Gratis (MBG). Tumbal-tumbal lain pun diserahkan oleh mereka. Dan kini, dalam rupa anak-anak.

Baca Pula

0 comments