Tunggalan Pilihan: Juli 2021

17 Agustus

Suran, Wonstein — "Blanket"; Silk Sonic — "Skate"; Skandal — "Lemon/Bosan"; Gizpel — "Glides"; Perfume — "ポリゴンウェイヴ"; Haru Nemuri — "Old Fashioned"; Giovanni Rahmadeva, Christabel Annora — "Come & Go"; Coldplay — "Coloratura"
Tunggalan Pilihan: Juli 2021
Sampul oleh Ikrar Waskitarana
Baik hanya dimaksudkan sebagai sebuah lagu lepas maupun sebagai materi pendukung dari sebuah koleksi rekaman, mungkin saja terdapat begitu banyak tunggalan (single) yang dirilis dalam rentang waktu satu bulan. Oleh karena itu, melalui senarai ini redaksi suaka suara berusaha menyuguhkan beberapa tunggalan yang ingin disorot sebagai bahan rujukan untuk menemukan musik baru.

Berikut adalah senarai tunggalan yang dirilis sepanjang Juli 2021 pilihan redaksi suaka suara.





1. Suran, Wonstein — "Blanket"

Suran, Wonstein — "Blanket" Oh, ayolah. Hidup di masa pandemi ini tak semua sisinya seburuk itu. Setidaknya, jika masih ada layanan alir video berlogo huruf merah yang satu itu. Setidaknya, pula, itulah yang dirasakan oleh solois dengan suara unik—yang cenderung menjengkelkan—yang satu ini. Bersama Wonstein, si penyanyi rap yang sedang digandrungi, dalam tunggalan keduanya di bawah naungan label independen miliknya sendiri ini, Suran menuturkan beberapa hal baik yang bisa dinikmati kala harus berdiam diri di rumah.

Sudahlah, sementara ini, nikmati kebersamaan prapandemi yang dulu itu sebagai memori semata.

Adrian Surya


2. Silk Sonic — "Skate"

Silk Sonic — "Skate" Selepas "Leave The Door Open", tunggalan debut mereka sebagai serangkai ini, Peter Gene Hernandez dan Brandon Paak Anderson akhirnya melepas tunggalan kedua dari bakal album An Evening With Silk Sonic. Belum tobat dari sifat genitnya—tentu, Bruno Mars—kali ini Silk Sonic menyasar para wanita di disko luncur sebagai target gombalan tembang motown penggugah dansa mereka.

Aliya Audrey


3. Skandal — "Lemon/Bosan"

Skandal — "Lemon/Bosan" Yah, yah, hidup memberimu lemon. Selalu, acapkali. Namun, apa yang selanjutnya akan kamu perbuat terhadap lemon tersebut? Membuangnya, membuatnya menjadi limun, atau malah memamahnya mentah-mentah saat tersadar bahwa ia terkadang memang harus dikecap semasam adanya? "Lemon" agaknya merupakan respons yang terakhir.

Lalu, bagaimana dengan "Bosan"? Apakah ia merupakan kidung yang memang menjemukan karena terlampau sederhana? Anehnya, justru tidak. Ada hal personal yang kuat di sana, jika Anda berhasil menangkapnya. Kalaupun tidak, bergantinya vokal Siddha dengan milik Robert pun sudah pasti bisa memberikan kesegaran baru.

Adrian Surya


4. Gizpel — "Glides"

Gizpel — "Glides" Tak ada lagi musik gitar, sebab kini kuartet asal Jakarta ini telah sampai kepada tahap hidup mereka yang baru sebagai sebuah orkes. Mari berkenalan dengan Gizpel yang terkini: yang mengolah gitar sebagai sampel alih-alih instrumen semata dan yang… yah, sisanya sebenarnya tak terlalu mengejutkan—permainan basnya mendentum statis dan permainan drumnya sengaja sintetis.

Adrian Surya


5. Perfume — "ポリゴンウェイヴ"

Perfume — "ポリゴンウェイヴ" Siapa sangka, selepas bertahun-tahun mengembangkan sonik mereka rilisan demi rilisan, trio elektronik asal Hiroshima ini akhirnya kembali menyuguhkan gaya musik lawas mereka: pop tekno yang kental dengan permainan gitar funk, dentuman bas empat perempat, dan kilatan synthesizer yang nyaring. Yah, lagipula, kalau dipikir-pikir, tak ada salahnya sesekali kembali menghidupkan masa lalu barang sejenak.

Adrian Surya


6. Haru Nemuri — "Old Fashioned"

Haru Nemuri — "Old Fashioned" Untuk apa sih membiarkan orang asing masuk hanya untuk adu jago di bidang olahraga saat penduduk setempat saja sudah susah-susah berusaha berdiam diri di rumah sebisa mungkin demi mencegah penularan virus? Mungkin itu alasannya—atau mungkin juga bukan—tetapi walaupun diselimuti oleh beragam kekesalan lain yang turut ditumpangkan, cercaan pujangga rap asal Negeri Sakura ini terhadap Olimpiade Tokyo 2020 tetap kental terasa berkat hinaan implisitnya pula perilisannya yang disengajakan bertepatan dengan pembukaan gelaran tersebut.

Adrian Surya


7. Giovanni Rahmadeva, Christabel Annora — "Come & Go"

Giovanni Rahmadeva, Christabel Annora — "Come & Go" Di antara sekian banyak faktor yang mungkin mendorongnya—bosan melulu bertindak hanya sebagai produser, kurang puas mendapatkan jatah bernyanyi cuma di satu-dua lagu milik kelompok pop-roknya yang satu itu, dan ingin turut memiliki proyek solo supaya tidak tertinggal—rupanya hanya keinginan untuk melepas suatu kidung personallah yang akhirnya memicu Deva untuk menggarap lagu ini secara serius. Menggandeng Ista sebagai penyokong denting piano sekaligus sebagai kawan bersenandung, tunggalan solo perdana Deva ini memberikan kesempatan untuk mengenang segala yang sudah sembari mengikhlaskannya.

Adrian Surya


8. Coldplay — "Coloratura"

Coldplay — "Coloratura"Istilah yang disematkan sebagai judul dari tunggalan progresif dadakan orkes asal London ini sebenarnya merupakan kata yang tak asing bagi dunia opera. Sederhananya, ia adalah ornamen rumit dari melodi dan vokal yang dilancarkan oleh penyanyi sopran. Namun, meskipun masih bersinggungan langsung dengan musik, Chris Martin dan kawan-kawan tak lantas menerapkannya secara mentah-mentah. Diplot sebagai nomor penutup dari album penuh mendatang Music of the Spheres, coloratura akhirnya hanya dipinjam sebagai sebuah perumpamaan dari relasi luas antara makhluk hidup dan kosmos.

Aliya Audrey

Baca Pula

0 comments