Rilisan Menawan: Maret 2021

23 April

Rilisan Menawan: Maret 2021
Sampul oleh Ikrar Waskitarana
Di penghujung April ini, kami memilih album, album mini, dan EP yang dirilis pada Maret dan menarik perhatian kami. Senarai yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai rekomendasi dalam menemukan musik-musik baru berikut adalah hasilnya.

1. Kanina — Ode to All Odds

Apa saja macam sarana yang dapat dimanfaatkan guna mengenal figur seseorang? Tentu, kompilasi hasil tukar obrolan merupakan salah satu alat yang paling mudah digunakan. Namun, karya seni yang dibuahkan oleh seseorang mampu menyediakan ruang pengamatan yang lebih luas, sebab pola pikir, pandangan hidup, gagasan, hingga beban emosional si pencipta mampu secara sekaligus tumpah ruah—entah disengaja ataupun tidak—dalam presentasi yang artistik pula sentimental.

Album perdana Kanina Ramaniya sebagai seorang biduan solo ini—pasca-Foolish Commander—pun merupakan salah satu yang menyajikan guna tersebut. Pasalnya, sepuluh nomor yang secara umum dapat dikategorikan sebagai tembang pop/rock berikut sukses berperan layaknya sekumpulan babak yang memaparkan sosok Kanina seada-adanya dalam masa yang sekarang ini: seorang yang masih saja harus gumoh terhadap perlakuan menjijikkan dunia terhadap kaum wanita tatkala ia sendiri tengah kepayahan bergelut dengan masalah-masalah internalnya.



2. Rabu — Tadahasih

Wajah setengah lama, formula gubahan setengah baru, dan EP baru yang setengah lama. Pengusung folk klenik asal Yogyakarta ini kembali menampakkan rupa mereka yang terkini dengan menambahkan Rudi Yulianto dan Bona Zustama ke dalam daftar teman Wednes Mandra dan Judha Herdanta. Gaya musiknya pun tak berbeda jauh dari yang sudah-sudah, tapi bubuhan ornamen kecil di sana-sini masih patut dikagumi.Tiga dari enam lagu yang dimuat merupakan lagu yang separuh baru—hanya digubah ulang—sehingga hanya setengahnya yang benar-benar baru. Membingungkan? Sudah, sudah, lupakan yang barusan dan dengarkan saja EP ini sembari bakar kemenyan.



3. Lana Del Rey — Chemtrails Over The Country Club

Oh, ayolah, siapa sih yang masih butuh album baru dari Elizabeth Woolridge Grant? Toh, dia lagi-lagi menyanyikan potret versinya tentang waktu-waktu yang dihabiskan untuk buang-tarik napas di Amerika. Lagipula, tandemnya tetap Jack Antonoff. Lantas, apa bedanya dengan Norman F*cking Rockwell!? Kecuali "White Dress" yang dinyanyikan setinggi langit-langit kerongkongannya, rasanya tak ada yang baru. Atau, apakah ini justru merupakan sebuah langkah yang disengaja?



4. Renée Reed — Renée Reed

Berapa banyak sih instrumen yang harus digunakan untuk menciptakan musik yang indah? Entahlah kalau musisi lain, tapi penyanyi/penulis lagu asal Lousiana ini rasanya hanya butuh dua buah: gitar yang lantas dipetik dan senandungnya sendiri yang lantas ditumpang-tindihkan. Sonik yang dihasilkan pun mudah ditebak, yakni—kecuali "Drunken Widow's Waltz" yang dilontarkan sebagai ode bagi darah Cajun yang mengalir di nadinya—tembang folk simpel dengan kualitas dream pop.

Kanina — Ode to All Odds; Rabu — Tadahasih; Lana Del Rey — Chemtrails Over The Country Club; Renée Reed — Renée Reed

Baca Pula

0 comments