Rilisan yang Patut Dilirik: November 2018

23 Desember


Rilisan yang Patut Dilirik: November 2018

Di penghujung Desember ini kami menilik kembali November guna mengetahui album, album mini, dan EP yang dirilis pada bulan tersebut. Semua rilisan tersebut kemudian dipilah sehingga dapat muncul beberapa yang memang kami sukai. Rilisan-rilisan yang telah dipilah kami kumpulkan menjadi satu ke dalam daftar yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai rekomendasi di kala ingin menemukan musik-musik baru untuk didengarkan.

Berikut daftar rilisan album, album mini, dan EP yang dirilis pada November 2018 dan menarik perhatian kontributor suaka suara.

1. Ellis – The Fuzz

Semua tikungan yang salah dalam sebuah hubungan ada dalam EP perdana Ellis ini. The Fuzz dipenuhi oleh atmosfer depresif yang menggambarkan bagaimana Ellis bereaksi terhadap cinta: patah hati, putus asa, insecure, dan rendah diri.

Secara musikal, seluruh nomor dalam EP ini menerapkan judul yang dipilih untuknya secara harfiah, yakni penuh dengan  fuzz. Menariknya, dalam dengungan bass yang berat tersebut, nada-nada tinggi yang dihasilkan oleh gitar dan synthesizer dibiarkan menyela. Semua elemen ini dipadukan dengan vokal Ellis yang lemas dan murung, sehingga mampu membuat EP ini menyeret Anda ke dalam atmosfer di dalamnya.

2. Kota & Ingatan – Kurun

Kurun merupakan sebuah album yang padat isi, baik secara muatan lirik maupun muatan musikal. Liriknya memuat berbagai kegelisahan para personilnya atas situasi sosial dan politik masa ini, sedangkan musiknya kaya akan berbagai komposisi yang membuatnya jauh dari kata statis.

Kurun memuat sepuluh nomor yang mengutuk kotornya politik dan merosotnya nilai-nilai kemanusian. Tema-tema ini sejatinya cukup berat untuk dicerna sehingga seakan sadar mengenai hal ini, Kota & Ingatan memilih untuk menyembunyikannya di balik pemilihan lirik yang indah dalam nada-nada yang manis membuai.

3. Gaham – Tindas

Sebuah EP yang berusaha memperkenalkan kembali siapa mereka. Gaham masih menyajikan akar musik yang sama dengan apa yang mereka mainkan sebagai JRSLM, namun mereka memutuskan untuk memperluasnya dengan menunjukkan sisi-sisi yang lebih melodius.

Tindas masih pula memuat berbagai kritik atas keadaan sosial, namun kritik-kritik tersebut disampaikan melalui bahasa Indonesia. Keputusan untuk mengubah bahasa yang digunakan rasanya tepat, karena berbagai rasa muak di dalamnya menjadi semakin mudah dicerna oleh pendengar mereka.

4. Mooner – O.M.

Mooner rasanya ingin menunjukkan bahwa mereka semakin terampil dalam membuat musik yang merupakan racikan dari musik rock, blues, tradisional, dan etnik. Rumus utama yang juga digunakan dalam Tabiat ini, kini terdengar semakin luas berkat berbagai eksplorasi suara yang berusaha dimuat.

Tabuhan drum dan perkusi lain yang semakin terdengar mendekati tabuhan pada musik tradisional serta permainan gitar yang mengedepankan notasi dan gaya bermain yang semakin merakyat merupakan perluasan yang paling menarik dalam O.M.. Selain itu, hadirnya suara suling dengan nafas sunda dan sitar yang justru meminjam ciri khas raga rock semakin mempertajam nuansa etnik yang diangkat oleh Mooner.

Dengarkan O/M di JOOX


Baca Pula

0 comments