Kurosuke — Kurosuke (Ulasan)

16 November

Berusaha tenang di tengah kalut
Gambar 1. Cover Album
Christianto Ario Wibowo, salah satu motor Anomalyst, memilih moniker Kurosuke sebagai alter-ego dalam album ini. Setelah terlebih dahulu dirilis dalam format digital, kopi kaset album bernuansa pop/funk Jepang delapanpuluhan ini dirilis bertepatan dengan Record Store Day 2018.

“Awake” membuka album ini dengan sound ambient dan suara jalanan dini hari. Dua elemen tersebut, nantinya juga akan muncul pada nomor terakhir berjudul “Awaken” yang membuat album ini dapat berjalan seperti sebuah siklus.

Sound ambient pada “Awake” mulai digantikan dengan gitar jangly dan irama pop pada “Tapestry”. Irama pop ini yang akan manjadi gambaran bagaimana album ini akan bersuara dalam beberapa menit ke depan. Lagu ini terdengar layaknya berbaring sebuah permadani yang memberikan rasa nyaman di tengah pikiran yang kalut.

Track selanjutnya, “Snooze” kembali menawarkan lirik yang menenangkan yang mengalun diiringi gitar jangly. Namun, suara gitar tak lagi muncul dan berganti dengan irama beat lo-fi pada “Intoxicated Calls”. Setelah sebelumnya terdengar berpusat pada apa yang dirasakannya secara pribadi, lirik pada nomor ini menceritakan tentang rasa saling peduli dalam hubungan dua insan.

“Fantasy” merupakan nomor yang cukup catchy dengan lirik yang terdengar mengalun berulang pada bagian “… stay~ay~ay”. Suara gitar pun kembali terdengar pada track ini, walaupun lebih banyak berbagi porsi dengan suara synthesizer.

“Midnight” adalah sebuah track peralihan, menjembatani antara cinta dan patah hati. Lirik dalam track ini seperti penutup untuk kisah cinta yang disampaikan pada track­-track sebelumnya. Suara piano yang tiba-tiba menjadi penampil utama dan lirik refrain yang berulang dan akhirnya fade-out pun turut mendukung pendapat saya tersebut.

Meninggalkan kisah cinta, maka datanglah patah hati. Patah hati mulai tampil melalui “Glitches” yang terdengar sedih layaknya sebuah perpisahan. Perpisahan ini kemudian dikenang dan dilanjutkan oleh rasa kehilangan pada “Oceans Tide” yang terdengar sangat getir di tengah kesunyian.

Gambar 2. Kata Pengantar
Walaupun dialunkan melalui musik pop, lirik-lirik dalam album ini mengandung rasa pasrah yang didasari oleh kegelisahan di malam hari. Rasa pasrah ini mungkin masih terdengar manis pada bagian cinta pada album ini, tapi terdengar menyayat pada bagian patah hati. Alunan album ini cocok didengarkan sebagai teman dan/atau pelampiasan di kala kepala anda terisi oleh pikiran mengambang menerawang dan mulai mempertanyakan eksistensi.

・・・

Sila simak “Midnight”.

Baca Pula

0 comments