Rilisan yang Patut Dilirik: November 2019

24 Desember


Rilisan yang Patut Dilirik: November 2019

Di penghujung Desember, kami memilih album, album mini, dan EP yang dirilis pada November dan kami sukai. Rilisan-rilisan tersebut kemudian kami kumpulkan menjadi satu ke dalam daftar yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai rekomendasi di kala ingin menemukan musik-musik baru untuk didengarkan.

Berikut adalah daftar rilisan album, album mini, dan EP yang dirilis pada November 2019 dan menarik perhatian redaksi suaka suara.

1. Isyana Sarasvati – LEXICON

Meninggalkan pop dan R&B sebagai sajian utama, Isyana memilih untuk menyuguhkan kumpulan nomor dengan elemen orkestra yang kental pada album ketiganya. Arahan musik baru yang seolah menjadi ajang penerapan hasil studinya ini kemudian dipadukan dengan cerita utuh yang terbagi ke dalam beberapa babak, sehingga secara menakjubkan membuat keseluruhan albumnya terdengar layaknya lagu pengiring dari salah satu film produksi Disney.


2. Hindia – Menari dengan Bayangan

Serupa dengan saat merekomendasikan album kedua Barasuara, sewaktu senarai ini terbit nampaknya sudah terdapat begitu banyak penIlaian yang telah diutarakan mengenai album milik solois yang juga merupakan vokalis dari .Feast ini. Beberapa di antaranya mungkin berpendapat bahwa album ini memiliki begitu banyak kelemahan, namun hal itu tidak menghentikan kami untuk menyarankan Anda mendengarkan album ini. Sebab bukankah Anda baru bisa memberikan penilaian Anda sendiri selepas melakukannya?


3. denisa – Crowning

Denisa Dhaniswara telah lebih dahulu dipercaya dalam memproduksi suara band-band lain, sebelum akhirnya bertekad untuk memperdengarkan suaranya sendiri dan mengambil nama depannya sebagai nama panggung. Melalui sekumpulan musik elektronik yang menariknya terdengar cukup cadas, ia bermaksud melepaskan seluruh emosi yang ia rasakan saat harus bergelut menangani begitu banyak hal secara bersamaan—sebuah masalah yang muncul dalam tahap kehidupannya saat ini.


4. Aya Anjani – Tak Ada yang Hilang

Judul dari EP kedua penyanyi-penulis lagu asal Jakarta ini merupakan sebuah ungkapan yang ditujukannya terhadap kepergian sang ayah. Tak hanya tajuk tersebut, kelima kisah yang dimuat di dalam EP ini pun bersumber dari pengalaman nyata, alih-alih dari kisah fiktif selayaknya nomor-nomor dalam EP pertamanya. Keseluruhan nomor dalam Tak Ada yang Hilang tersebut, sesuai dengan ketertarikan Aya, kemudian kembali dibalut dengan nuansa jepang yang kali ini berfokus pada gaya city pop era delapanpuluhan.

Baca Pula

0 comments