Rilisan yang Patut Dilirik: Oktober 2018

17 November



November telah datang dan kami pun melihat kembali ke Oktober guna mengetahui album, album mini, dan EP yang dirilis pada bulan tersebut. Semua rilisan tersebut kemudian dipilah sehingga dapat muncul beberapa yang memang kami sukai. Rilisan-rilisan yang telah dipilah kami kumpulkan menjadi satu ke dalam daftar yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai rekomendasi di kala ingin menemukan musik-musik baru untuk didengarkan.

Berikut daftar rilisan album, album mini, dan EP yang dirilis pada Oktober 2018 dan menarik perhatian kontributor suaka suara.

1. Anomalyst — Cipta Rasa Karsa

Walaupun diakui hanya terpengaruh oleh cara kerjanya, nyatanya musik dalam album kedua Anomalyst ini juga mendapat pengaruh besar dari Kurosuke. Hal ini terdengar dari sound vintage yang coba dihadirkan dalam Cipta Rasa Karsa. Akan tetapi, musik yang berubah tersebut tak lantas menghilangkan ciri khas Anomalyst yang selalu memuat analogi-analogi indah dalam lirik-liriknya. Pada akhirnya, kombinasi sound era lampau dan lirik-lirik indah tersebut agaknya malah membuat album ini semakin menarik untuk didengarkan.

2. Sade Susanto — Checkpoint

Solois wanita yang berfokus melantunkan suaranya dalam genre R&B, dengan iringan musik yang lebih terdengar ke arah hip-hop, cukup jarang dijumpai di negeri ini. Hal tersebut membuat Sade Susanto langsung menarik perhatian ketika ia muncul dengan album perdananya, setelah sebelumnya turut menyumbangkan suara dalam Hills Collective. Dalam album perdananya yang diberi judul Checkpoint, Sade dapat menggunakan lekukan-lekukan nada khas R&B sebagai sebuah medium yang tepat dalam menceritakan pengalaman-pengalaman hidup yang ingin disampaikannya.

3. Boy Pablo — Soy Pablo

Patah hati bukan berarti harus dihadapi dengan muram karena nyatanya, Soy Pablo mengajak kita berdendang ria melantunkan kepedihan tersebut. Formula happy-sad ini masih dibawakan dalam sound dreamy-bedroom-pop khas Boy Pablo. Meskipun masih menyajikan estetika lo-fi di dalamnya, proses produksi yang dilakukan terhadap sound tersebut menjadikannya terdengar lebih matang.

4. Dekat — Numbers

Diproduksi sendiri tanpa bantuan orang lain, bukan berarti kualitas yang dihasilkan lantas menurun. Bahkan, selain mempertahankan kualitas sound yang dihasilkan, Dekat juga berhasil mempertahankan ciri khas musik mereka yang terdengar sangat party-able. Dari sisi lirik, tema yang diangkat masih memiliki lingkup yang sama walaupun dalam penyampainnya tidak lagi disertai dengan kata-kata kasar: mengeluh tentang hidup, namun bertahan dan tetap berjuang melewati semuanya.

5. Grrrl Gang — Not Sad Not Fulfilled

Not Sad Not Fulfilled adalah mini album pertama dari Grrrl Gang yang disambut dengan sangat antusias oleh para penggemarnya, sampai-sampai diberikan tanggapan berupa tur panjang dengan destinasi melingkupi Asia Tenggara. Di dalamnya masih dimuat lirik-lirik girl power dalam alunan indie pop/surf pop yang menjadi ciri khas Grrrl Gang. Ciri khas tersebut tak lantas menjadi satu-satunya sajian dalam mini album ini, karena di antaranya terselip juga ruang bagi Akbar untuk bereksplorasi.

6. Kelompok Penerbang Roket — Galaksi Palapa

Seperti halnya tema yang diangkat dalam artwork di dalamnya, Kelompok Penerbang Roket (KPR) benar-benar melakukan eksplorasi sound dalam mini album ini. Liarnya eksplorasi sound tersebut diimbangi pula dengan berkembangnya penulisan lagu, sehingga tiap track yang dimuat dapat terasa begitu progresif. Meskipun begitu, segala progresi dan transisi yang dihadirkan, baik dalam maupun antar track di dalamnya, terdengar begitu mulus dan natural. Hal-hal yang telah disebutkan membuat space-rock yang telah menjadi ciri khas dari KPR terasa memiliki kedalaman yang lebih.



Baca Pula

0 comments